
Cara pandang manusia
melihat ‘magic’ sebagai hiburan kuno telah diubahnya 180 derajat menjadi sebuah
seni pertunjukan modern. Ia menyebut dirinya sebagai mentalist dan aksi yang
dilakukannya sebagai mentalism. Deddy Corbuzier telah menyetir dengan mata tertutup,
menemukan banyak barang yang hilang, memprediksi judul koran, menaiki gedung
dengan berjalan vertikal, bahkan bekerjasama dengan pihak berwenang untuk
memecahkan berbagai kasus yang sangat sulit dan semua ini dilakukannya dengan
kekuatan fikiran.
Berbagai karya lainnya
dalam bentuk buku telah diluncurkan oleh Deddy Corbuzier seperti “Divka”,
“Mantra” dan “Book of Magic” dapat ditemukan di seluruh toko buku di Indonesia.
Selain itu berbagai buku khusus pesulap telah diluncurkannya dan dapat
ditemukan pada berbagai komunitas sulap dunia. Buku ‘Book of Magic’, sebuah
buku yang dibuat untuk pemula dalam belajar ‘magic’ telah terjual lebih dari
50.000 kopi dalam tahun pertama dan hasil penjualannya telah disumbangkan
seluruhnya untuk yayasan anak yatim piatu sebagai bentuk persembahan
solidaritas dari komunitas ‘magic’ Indonesia.
Sejarah Deddy
Corbuzier.
Deddy Corbuzier memulai ketertarikannya pada dunia ‘magic’ pada usia 8 tahun ketika menyaksikan seorang pesulap memunculkan burung dara hidup dari tangannya dan mengubah sebuah tongkat menjadi bunga. Deddy kecil kemudian belajar seni ini dari berbagai pesulap senior di Indonesia. Setelah menguasai banyak permainan mudah, Deddy kecil menginginkan sesuatu yang lebih spektakuler. Ia kemudian membeli banyak buku untuk memuaskan rasa ingin tahunya akan dunia ‘magic’. Pada masa itu, mencari bahan pelajaran ‘magic’ sangat sulit dan membuat Deddy kecil harus berkali-kali berpindah kota dan negara (israel) hanya demi mempelajari sebuah seni yang akan membuatnya mencapai sebuah kesuksesan. Deddy kecil akhirnya memutuskan untuk mempersembahkan hidupnya untuk dunia ‘magic’.
Deddy Corbuzier memulai ketertarikannya pada dunia ‘magic’ pada usia 8 tahun ketika menyaksikan seorang pesulap memunculkan burung dara hidup dari tangannya dan mengubah sebuah tongkat menjadi bunga. Deddy kecil kemudian belajar seni ini dari berbagai pesulap senior di Indonesia. Setelah menguasai banyak permainan mudah, Deddy kecil menginginkan sesuatu yang lebih spektakuler. Ia kemudian membeli banyak buku untuk memuaskan rasa ingin tahunya akan dunia ‘magic’. Pada masa itu, mencari bahan pelajaran ‘magic’ sangat sulit dan membuat Deddy kecil harus berkali-kali berpindah kota dan negara (israel) hanya demi mempelajari sebuah seni yang akan membuatnya mencapai sebuah kesuksesan. Deddy kecil akhirnya memutuskan untuk mempersembahkan hidupnya untuk dunia ‘magic’.
Ketika Deddy berusia
12 tahun, Ia memulai karir pertunjukannya pada panggung ‘Dunia Fantasy Ancol’.
Pada usia 18 tahun, Ia menandatangani kontrak 7 tahun dengan salah satu hotel
bertaraf internasional di Jakarta. Disinilah Deddy Corbuzier menemukan karakter
yang dipakainya selama lebih dari 10 tahun dalam dunia hiburan Indonesia.
Hasilnya, Ia mendapatkan kontrak 4 tahun dalam acara “IMPRESARIO” pada salah
satu stasiun TV nasional, yang ditonton oleh lebih dari 100 juta pemirsa.
Dalam perjalanan
karirnya, Deddy corbuzier telah membuat berbagai acara dengan rating tertinggi
seperti “Deddy Corbuzier Mind Games”, “1604″, “Mentalist in Action”, “Mind
& Magic with Todd Diamond”, “Magic with Jeff McBride”, “Deddy Corbuzier and
Pierre Ginnet (Master of Pickpocket)”, “Deddy Corbuzier and Jay Scott Barry”.
Program terbaru dari Deddy Corbuzier adalah “Master Mentalist (RCTI)”,
“The Master (RCTI)”, “The Master Junior (RCTI)”, “Raja Sulap (Indosiar)”,
“Hitam Putih (Trans7)”, dan acara spektakuler lainnya seperti “Duel Mahakarya 1
& 2 (RCTI)” yang menampilkan beberapa pekerja ‘magic’ professional dunia.
Deddy Corbuzier juga menjadi konsultan beberapa acara TV seperti “Hipnotist
(Romy Rafael)” dan “Memang Sulap Memang Sihir (Indonesian’s Monkey Magic)”.
Pada tahun 1998, Deddy
Corbuzier mendirikan sebuah komunitas dan management bernama “Pentagram
Management” dan hasilnya, banyak pesulap professional muncul seperti Romy Rafael,
Demian Aditya, Bow Vernon, Faro, Decky San, dan Oge Arthemus. Pada tahun 2007,
Pentagram management berubah nama menjadi Corbuzier Management.
Pada saat Deddy
Corbuzier membangun karirnya, Ia tidak pernah melupakan impiannya yaitu membuat
‘magic’ menjadi sebuah seni yang lebih menghibur dan memiliki nilai jual yang
tinggi di Indonesia. Salah satu impiannya adalah membangun sebuah sekolah
khusus untuk belajar seni ‘magic’ dan akhirnya dibuktikannya dengan mendirikan
“Corbuzier School of Magic”. Deddy Corbuzier bercita-cita untuk menciptakan
banyak professional muda dalam bidang ini. Berbagai seminar dan kelas tertutup
telah dilakukan oleh Deddy Corbuzier hanya untuk mewujudkan impiannya.
Pada tahun 2009 Deddy
Corbuzier mengkukuhkan dirinya sebagai “MASTER” di dunia yang dicintainya
dengan membuat acara “The Master (RCTI)”. Acara ini sendiri adalah salah satu
acara dengan rating tertinggi yang ditonton lebih dari ratusan juta pemirsa di
Indonesia. Bersamaan dengan acara ini, Deddy Corbuzier dianugrahkan sebagai
“Bapak Sulap Modern Indonesia” oleh berbagai komunitas ‘magic’ di Indonesia.
Satu tahun kemudian, Deddy Corbuzier menerima penghargaan sebagai “Mentalist
terbaik” dari International Magicians Society’s langsung oleh pendirinya yaitu
Tony Hassini.